Minggu, 08 Juni 2014

Nilai Dan Sikap Dalam IPS


A.       Sistem Nilali dan Kecendrungan Sikap
Nilai sebagai salah satu aspek budaya yang merupakan konsepsi individu yang terkait langsung dengan keyakinan (believe) tentang suatu, di satu sisi, keyakinan merupkan proposisi individu untuk menetapkan sesuatau itu benar atau salah, diinginkan (desirable) atau tidak diinginkan undesirable), baik atau buruk, dan seterusnya.
Spranger ( 1979:582) menjelaskan  bahwa sistem nilai yang ada dalam setiap peserta didik berkaitan erat dengan lapangan hidup peserta didik itu sendiri, yakni:
1.        Lapangan hidup yang bersangkutan dengan manusia sebagai mahluk individu meliputi:
a.    Lapangn pengetahuan ( ilmu, teori)
b.    Lapangan ekomoni
c.    Langan kesenian
d.   Lapangan keagamaan
2.      Lapangan hidup yang bersangkutan dengan manusia sebagai mahluk sosial, meliputi:
a.    lapangan kemasyarakatan ( social)
b.    lapangan politik
     Enam lapangan hidupyang menentukan jenis siste nilai yng ada dala setiap diri individu,yaitu:
1.        Teoretik, yang menjadi dasar teori
2.        Ekonomik, yang menjadi dasar  dari setiap ekonomik
3.        Aestatik,yang menjadi dasar sikap aestetik
4.        Social, menjadi dasar dari sikap social
5.        Politik, menjadi dasar sikap politik
6.        Religi, yang menjadi dasar sikap religius
Secara garis beasar Alport dkk (1970) menjelaskan bahwa kecendrungan sikap peserta didik berdasarkan sistem nilai yang dominan dalam diri, yaitu:
1.        Nilai Teoritik
Peserta didik yang nilai teoritiknya tinggi, cendrung banyak menggunakan kognitif ,dan memilliki pendirian yang relatif objektif terhadap segala masalah kehidupan sosial.
2.        Nilai Ekonomi
Peserta didik yang memiliki nilai ekomomi secara menonjol (doniman/ tinggi) kaya akan gagasan prestasi dan utilitas (prinsip kegunaan) tanpa memperhatikan bentuk tindakannya,
3.        Nilai Estetik (keindahan)
Individu yang dominan dikuasai nilai estetik menghadapi segala sesuatu dari sudut pandang bentuk dan keharmonisan serta cenderung menghayati secara pasif segala sesuatu yang sedang dihadapinya. Tujuan utama dalam hidupnya adalah tercapainya self-realization, self-fulfillment dan self- enjoyment. Individu  yang dominan dalam system ini eksentirk, menetang, kurang lancar bergaul dengan orang lain, dan rendah rasa solidaritas.
4.        Nilai Sosial
Dominan dalam dirinya memiliki sikap sosial yang mengutamakan kehidupan bersama, dan memiliki cukup tinggi keinginan untuk mengabdi dirinya bagi kepntingan umum, mereka memiliki sifat baik hati, tidak mementingkan dirinya sendiri, dermawan, dan simpatik.
5.        Nilai Politik
Individu yang dominan sisten politknya cenderung bersikap mengejar  kekuasaan atau ingin berkuasa sehingga yang dikejar adalah ingin menjadi pemimpin, senang berkompetensi dan perjuangan.
6.        Nilai Religi
Berkaitan dengan nilai keagamaan.

         B.       Pengertian Nilai dan Sikap
Nilai adalah keyakinan, kepercayaan,, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh seseorang ataupun kelompok  masyarakat tentang sesuatau (Kosasih Djahiri, 1980:5) , sedangkan menurut Fraenkel dalam Husein Achmad (1981:87) nilai mengambarkan sesuatu penghargaan atau semangat yang diberikan seseorang atas pengalaman-pengalamannya. Selanjutnya Koentjaraningrat (1974) mengemukakan bahwa suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.
             Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, secara umum nilai merupakan ukuran tentang baik buruk, tentang tata laku yang telah mendalam dalam kehidupan masyarakat. Nilai merupakan pencerminan budaya suatu kelompok masyarakat.
            Menurut Bimo Walgito, sikap adalah keadaan yang ada pada diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak dan menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu dalam menanggapi objek dan semua itu terbentuk atas pengalaman (1983: 52-55). Menurut Siti Partini Suardiman (1894: 74), sikap merupakan kesiapan merespon yang bersifaat positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, sikap merupakan reaksi emisional seseorang terhadap lingkungannya, baik secara positif atau negatif baik berkenaan dengan tujuan maupun penolakan tentang kondisi sosial yang dialaminya.

           C.       Menanamkan Nilai dan Sikap Dalm Ilmu
Strategi pengajaran diri dalam IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Dengan terbinanya nilai- nilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif terhadap ransangan dari lingkungannya. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya selalu akan dilandasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungnnya.
Menurut Paul Suparno, SJ.(2001) sikap dan tingkah laku yang berlaku umum yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan tekanan beberapa sikap dan tingkah laku itu antara lain sebagai berikut:
1.      Sikap penghargaan terhadap manusia
2.      Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji.
3.      Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang lain yang berbeda.
4.      Kebebasan dan bertanggung jawab.
5.      Penghargaan terhadap alam.
6.      Penghormatan terhadap Sang pencipta.
7.      Sikap yang merupakan  pengemban pribadi manusia yang menunjang penyempurnaan diri pribadi misalnya, disiplin, bijaksana, cermat, mandiri, dan percaya diri.
Kesadaran dan penghayatan siswa terhadap nilai yang menjadi landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia harus ditanamkan secara berkesinambungan, sehingga sikap mental siswa menjadi benar-benar memancarkan kebenaran, keluhuran, dan tanggung jawab.
Pengajaran IPS pada hakekatnya adalah pengajaran yang mensosialisasikan diri dan pribadi siswa. Dengan demikian segala kepribadian atau sikap hendaknya mampu meresapi (menghayati), mengadaptasi (meneriama), dan mempraktikkan nilai-nilai umum yang berlaku dalam masyarakat. Setiap konsep, topik atau pelajaran IPS memiliki nilai tertentu yang oleh siswa perlu dikaji, diolah, ditelaah dicocokan dengan dirinya, serta proses menjadi miliknya untuk kemudian digunakan sebagai pola atau barometer perbuatan dalam hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar